Senin, 05 November 2007

Trading Problems

Belum lama ini saya melakukan diskusi dengan pemilik sebuah retailer karoseri. Masalah yang dihadapinya adalah masalah berkaitan dengan penarikan piutang. Selama ini untuk piutang mereka menerapkan 2 kebijakan yaitu:
1. fix product
Lamanya penarikan piutang dihitung berdasarkan faktur ditandatangani oleh pembeli.
2. customized product
Lamanya penarikan piutang menyesuaikan karena ada rentang waktu untuk retur barang. Jika barang sudah sesuai maka pembeli akan menandatangani faktur dan waktu pembayaran mulai dihitung.
Permasalahan muncul untuk kebijakan yang kedua. Pembeli sering memanfaatkan hal itu untuk memperpanjang waktu pembayaran. Hal ini tentu saja merugikan pemilik retailer karena adanya uang macet (uang berhenti tidak dapat diproses).
Kemudian saya mengusulkan untuk membuat peraturan mengenai batas waktu retur barang. Jika pembeli dapat memenuhi aturan ini maka akan ada insentif tersendiri. Usulan ini secara teori menarik tetapi prakteknya sulit untuk dilaksanakan. Pembeli mempunyai power untuk memilih retailer karena kesetersediaannya yang banyak dipasar. Selain itu pembeli yang biasa melakukan kenakalan ini adalah pemain besar sehingga sulit untuk menerapkan peraturan. Jika kita benar-benar menerapkan kebijakan tersebut maka secara langsung pembeli akan berpindah ke retailer lain yang mampu memberikan banyak keuntungan. Ini benar-benar menjadi dilemma bagi retailer yang sulit untuk dipecahkan.
Menurut temen2 gimana cara yang baik untuk menyelesaikannya…..?

1 komentar:

Dias Wibowo mengatakan...

wah-wah emang sih kalo bayar hutang emang agak susah hehehe, ini sih sama kayak perusahaan tempatku bekerja dulu masalahnya perusahaan ku yang sering telat bayar hutang hehehe, dan yang dilakukan supplier adalah berusaha untuk selalu follow up aja tanpa ada kebijakan-kebijakan tertentu, mungkin karena selalu ditagih and diingatkan maka kredit agak macet ini gak sampai macet ;) hehehe, mungkin pakai kebijakan batas waktu retur barang merupakan solusi terbaik sih, dan emang pada prakteknya pasti ada ketelatan juga dalam membayarnya ataupun tidak dibayarkan sama sekali, tapi kalau perusahaan yang bermasalah itu perusahaan besar biasanya mereka akan berusaha menjaga reputasi mereka sehingga akan selalu membayar tepat waktu atau setidaknya telat dikit. Biasanya untuk mengantisipasi kredit macet dengan jumlah uang yang besar dapat diantisipasi dengan menggunakan "konsep nilai lindung" dengan menggunakan asuransi sehingga kerugian yang ditimbulkan bisa di minimalkan. Untuk menjaga agar mereka selalu membayar hutangnya mungkin solusi yang ditawarkan Erika sudah cukup tepat dengan ditambah persuasif-persuasif dan denda untuk keterlambatan.